Layu sebelum kembang

Jadi kek gini... Teringatlah cerita lama, waktu masih masa SMA, sianju namanya, teman baikku yang lucu dan unik. "Ju, kenal kau sama cewek itu? keknya sekelasmulah", tanyaku penasaran. “oh iya memang sekelas aku itu, kenapa? Cantik??”. agaknya Anju sudah paham maksud pertanyaanku sebelumnya. 

“Kok kek senang gitu ya ju aku lihat dia..” kataku meneruskan jalan pikiran sianju. 

Iya.. Dia c yohana, perempuan cantik yang pernah membuat perasaanku porak poranda. Bagaimana tidak, sorot matanya yang tajam terburu buru menyabet perasaanku yang terbentengi selama ini, dia terlalu kuat untuk ditahan.

Nuansa inipun tak lupa ku ceritakan ke Anju. Sebagai sahabat baik, anju mengambil peran wingman, dan dia melakoninya dengan amanah, ini terbukti karena gak berapa lama aku dan siadek bertukaran jam tangan. Wah betapa senang aku waktu itu, rasanya kek mau terbang gitu. ini awal yang baik untuk kami, begitu gumamku dalam hati. 

Tiap hari kami jumpa, walau hanya mata yang saling bertegur sapa, tapi bahagianya bukan main, rasanya pengen cepat cepat jam belajar selesai, biar bisa aku melihat dia lagi. Tak hanya itu, kami pun saling berkomunikasi lewat ponsel. 

Begitulah tiap hariku lewati. sampai diwaktu yang tak kuduga, anju menyarankanku untuk segera mengungkapkan semua perasaanku kesiadek.   “royy, keknya lebih baik kau tembaklah sesegera mungkin, soalnya udah cocoknya, apalagi yang harus kau tunggu”.  begitulah saran Anju sikimakk itu. Tentu masukan itu membuatku berpikir panjang, menurutku aku belum pantas untuk membicarakan tentang itu dengannya, selama ini komunikasi kami memang cukup baik. tapi “apa itu yang dibutuhkannya??”. begitu tanyaku dalam hati. 

Lama waktu berlalu, dibulan Desember, musim hujan waktu itu, atas nasihat dari anju dan beberapa kawan, ku mintalah waktu untuk bicara berdua dengan siadek disebelah taman anggrek selasar sekolah persis disebelah ruang majelis guru, siang itu langit cerah dan panas, ga ada tanda tanda akan turun hujan, pikirku “inilah mungkin waktu yang baik seperti tuturan anju itu bah”, pikirku sendirian. 

Ku lihat dia duduk seorang diri sambil menungguiku datang, dengan pakaian seragam Melayu, dia tampak begitu cantik dan manis. wah makin ku bergairah untuk mendekatinya. Astaga, kok bisa secantik itu orangnya ya? Takjubku dalam hati.

Dengan gagah berani, dan tanpa basa basi langsung ku tembak, “cin, aku senang samamu, ga tau kenapa kau selalu jadi topik utama dalam pikiranku, dari semua yang udah terlewati, aku ga mau main main, mau kau jadi pacarku?”, begitu tanyaku dengan tegas. Wah, akupun tak tau entah apa yang merasuki pikiranku, membuat aku seberani itu, tapi memang sambil ku lihat dipojokan ada Anju dan teman teman yang lain menyodorkan jempolnya, isyarat menyemangatiku. Tanpa ragu, ku tatap wajah cantik siadek ini, sedetikpun tak mau aku melewatkan tanpa melihatnya, berharap dia memberi jawaban yang sesuai dengan harapan dan rencana. 

“Roy, terimakasih kau sukakan aku, tapi untuk pertanyaanmu ini, aku ga bisa!!..” 

Duarrrrrr..... tiba tiba tersentak tarsonggot tarhatotong maoto aku mendengar responnya itu, sangat diluar dugaanku, mengingat selama pdkt dia selalu memberi sinyal positif untukku. 

Sambil tertunduk, dia meminta maaf, berharap aku ga akan kecewa. 

"Bahh, gitunya... iyalah, ga apa apa, ga usah khawatir akupun akan tetap mengasihimu dengan caraku sendiri, okaylah kalau kek gitu, mau bilangkan itu ajanya aku tadi..". berusaha menahan sakit, ku lepas dia pergi meninggalkanku ditaman anggrek itu, sepanjang lorong sampai keluar gerbang, tak berpaling tatapanku, sampai ada tembok yang membatasi pandanganku melihatnya. 

“Kek mana royy, kok pergi dia??” tanya Anju, David dan kawan kawan yang lain. Kataku sambil senyum karir, “wee... bukan aku yang dibutuhkannya ternyata”, udahlah ga apa apa, mungkin bukan dia yang terbaik, begitu teman temanku berusaha menghibur dan mangapuliku. Sambil jalan pulang, tiba tiba hujan turun dengan derasnya, seakan isyarat bahwa alampun turut berduka. 

Sehari kemudian, waktu natal sekolah di gereja HKBP Chevron Pasific Indonesia, aku jumpa sama dia, dengan paras cantiknya yang tak pernah berubah, pesonanya yang membuatku tergila gila, ku sapa dia dengan senyum tulusku, “kau tetap cantik, meski menolakku, selamat natal ya”. ucapku 

Begitulah jalan ceritanya diluar dugaanku, bagaimana anju dengan kuatnya memberi nasihat, bagaimana tingkah lakunya yang seolah memberiku kesempatan, semua diluar pikiranku, ku anggap KESALAHANKU mengartikan keramahannya, dan KELANCANGANKU berimajinasi. KUNCUP DIHATIKU KINI LAYU SEBELUM BERKEMBANG, cintaku kandas padahal tak berbeban, bungaku layu sebelum kembang. 


Peristiwa 18 Desember 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta disatu ketika

ada apa dengan Krisna? [selain semua hal yang nggak penting]"

mamakku, oppung si windy || antara rekonstruksi hati