ada apa dengan Krisna? [selain semua hal yang nggak penting]"
si “Voorhanger” tanpa UMAT!
Di sudut sunyi gereja, ketika lampu-lampu padam dan hanya sisa nyala lilin yang menggigil, ada satu motor yang tetap menyala. Bukan untuk pulang, tapi entah untuk apa. Mungkin sekadar berlari dari sepi yang lengket seperti udara malam. Mungkin juga karena ingin merasa dibutuhkan, meski oleh jalanan yang tak pernah menuntut penjelasan. Itu motor Krisna. atau, seperti aku dan beberapa orang suka menyapanya, "Nger" _potongan dari voorhanger, sang pelakon segala hal yang bahkan tak diminta. dia selalu ADA, bahkan ketika tak ada yang mencari.
Malam itu seperti biasa, Krisna memutar kunci motornya, membiarkan deru knalpot menjadi satu-satunya teman bicara. Jalanan sunyi, seperti hidupnya. Tak ada yang menanti. Tak ada yang mencemaskan jika ia pulang terlambat atau tidak pulang sama sekali. Tapi ia tahu, satu sosok di rumah yang ia sebut "Bu Mas" akan selalu menunggu beritanya, meski dengan mata yang terus lelah dan doa yang semakin pelan suaranya.
Ia pernah mencintai. Atau lebih tepatnya, merasa mencintai. Tapi cinta baginya seperti tombol enter yang ditekan sebelum kalimat selesai diketik. Terlalu cepat, terlalu kikuk, terlalu... Krisna. Ia tahu ia bukan pria memesona. Ia tahu ia tidak pandai bicara. Tapi ia juga tahu, di balik semua itu, ia hanya ingin dimengerti. Tapi siapa yang mau mengertimu ngerrr??..
Ya, begitu mereka memanggilnya. Voorhanger. Kadang juga cuma “nger”. Nama yang lahir dari ironi: lelaki yang selalu di depan tapi tak pernah jadi yang UTAMA. Setiap kegiatan gereja, dia ada. Tukang foto dadakan, pengantar surat, pengangkut galon, supir antar jemput, kurir pengantar nasi. Ia bisa menjadi apa saja, kecuali seseorang yang benar-benar DIPERHATIKAN. Sebab dalam mata banyak orang, Krisna itu seperti kabel USB yang nyangkut terus di port yang salah: ada gunanya, tapi bikin kesel.
Orang-orang menertawakannya. Bukan karena dia lucu, tapi karena dia "berani" tampil ANEH. Kadang bicara sendiri. Kadang NIMBRUNG tanpa diundang. Kadang diam ketika semua menunggu jawaban. Tapi, hei, mari kita tertawa sebentar, karena itulah cara kita menyembunyikan ketidakmampuan kita MENCINTAI orang seperti Krisna.
Padahal, di balik semua kekusutan pakaiannya, ada seorang anak yang lahir dari pasangan lanjut usia yang menanti kelahiran itu seperti embun di ujung kemarau. Anak tunggal yang jadi pusat semesta seorang ibu. Tapi dunia ini, seperti biasa, lebih suka pada KEMASAN daripada MAKNA.
Krisna bukan tidak tahu ia sering DISALAHPAHAMI. Tapi ia sudah LELAH menjelaskan. Ia hanya ingin HADIR, meski tanpa TEPUK TANGAN. Ia hanya ingin mencintai, meski salah caranya. Ia hanya ingin jadi BAGIAN, meski tak diundang. Karena bagi seorang voorhanger, berdiri di depan bukan berarti DILIHAT. Kadang, itu hanya berarti kau berdiri paling dulu... untuk digantikan.
Dan jika malam-malam itu adalah cara Tuhan MENDEKAPNYA lewat dingin dan sunyi, maka Krisna akan terus memeluk angin di atas motornya, sebab hanya di sanalah ia merasa SETARA, bahkan dengan bintang-bintang yang tak pernah MENERTAWAKANNYA.
yaa jangan tunggu senyap untuk mengerti, bahwa cinta juga bisa hadir dalam bentuk diam dan peran kecil yang tak pernah DIPANGGIL namanya.
Komentar
Posting Komentar